Sentralkaltim.id – Kasus penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Samarinda terus menjadi perhatian serius.
Hingga tahun 2025, jumlah kasus telah menembus angka 2.000.
Hal itu mencerminkan tantangan besar dalam penanganan penyakit menular ini.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk menekan laju penyebaran HIV di Kota Tepian.
Menurut Anhar, tingginya angka penyebaran HIV tak lepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah perilaku berisiko, termasuk hubungan sesama jenis yang mendominasi data kasus di Samarinda.
“Penularan HIV ini tidak bisa dianggap remeh. Dengan angka yang terus bertambah, ini jelas menjadi persoalan serius dan memerlukan penanganan yang menyeluruh,” ujarnya.
Politisi PDIP ini menambahkan, langkah pencegahan tidak cukup hanya dari sisi medis, tetapi juga harus melibatkan edukasi dan kesadaran kolektif masyarakat.
Peran serta tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan lingkungan keluarga menjadi kunci utama dalam menciptakan sistem pencegahan yang efektif.
“Keterlibatan berbagai pihak sangat penting untuk memperkuat edukasi dan upaya preventif. Harus ada deteksi dini dari lingkungan sekitar, agar potensi penyebaran bisa ditekan,” ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai keagamaan dan moral sebagai bagian dari strategi edukasi jangka panjang.
“Harus disusupi dengan edukasi yang baik pula, dengan penguatan sisi agama juga perlu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Anhar menegaskan bahwa penanggulangan HIV tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.
Sinergi dan keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan dalam menekan laju penyebaran virus tersebut.
“Setegas apa pun pemerintah, jika masyarakat tidak berperan aktif maka tidak akan berjalan baik,” pungkasnya.
DPRD Samarinda, melalui Komisi IV, terus mendorong agar program-program kesehatan, terutama terkait HIV/AIDS, dijalankan dengan pendekatan yang lebih inklusif dan kolaboratif.
Pemerintah daerah diharapkan mampu menggandeng seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, aktivis kesehatan, organisasi pemuda, hingga sektor pendidikan, untuk menyuarakan pentingnya pencegahan dan deteksi dini HIV. (adv)