LSentralkaltim.id – Di balik rutinitas belajar mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Samarinda, tersimpan persoalan mendasar yang jarang disorot. Jumlah guru dengan latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) masih jauh dari kebutuhan.
Data menunjukkan, hanya sekitar seperempat tenaga pendidik di SLB Negeri Samarinda yang benar-benar berasal dari jurusan PLB. Sementara itu, mayoritas guru berlatar belakang jurusan umum, yang kemudian mengikuti pelatihan tambahan ketika sudah mengajar.
Minimnya tenaga pengajar dengan kualifikasi PLB ini juga mencerminkan kondisi yang lebih luas di Kalimantan Timur. Hingga kini, belum ada satu pun perguruan tinggi di wilayah tersebut yang membuka program studi PLB, sehingga rekrutmen guru spesialis menjadi sulit dilakukan.
Menanggapi persoalan itu, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi, menegaskan pentingnya tenaga pendidik dengan keahlian khusus.
“SLB punya karakteristik khusus. Idealnya, satu anak didampingi lebih dari satu pendidik—guru utama dan shadow teacher,” ujarnya.
Menurut Ismail, keberadaan shadow teacher dapat mendukung guru utama dalam menyesuaikan metode pembelajaran yang bersifat individual. Dengan demikian, siswa berkebutuhan khusus dapat lebih mudah menerima pelajaran sesuai kemampuan mereka.