Scroll untuk baca artikel
AdvertorialDPRD Kaltim

Stunting Mengancam SDM Kaltim, DPRD Ingatkan Pemerintah Bergerak Lebih Cepat

1
×

Stunting Mengancam SDM Kaltim, DPRD Ingatkan Pemerintah Bergerak Lebih Cepat

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis

Sentralkaltim.id, Samarinda – Menjelang peran besar Kalimantan Timur sebagai penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN), persoalan stunting di daerah ini masih menjadi alarm darurat yang belum terjawab sepenuhnya. Dengan prevalensi mencapai 22,2 persen atau setara 39.137 anak pada 2024, upaya penurunan yang hanya menyentuh 0,7 persen dalam tiga tahun terakhir dinilai terlalu lambat untuk mengejar target generasi unggul di masa depan.

Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, menegaskan bahwa stunting tidak boleh dipandang hanya sebagai masalah gizi yang terjadi pada anak, tetapi sebagai ancaman besar terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Menurutnya, situasi ini berpotensi menghambat pencapaian Generasi Emas 2045.

“Jika masih berkutat dengan stunting, bagaimana kita bisa mencetak generasi emas 2045? Stunting menghambat perkembangan otak dan produktivitas jangka panjang,” tegas Ananda.

Ia menjelaskan bahwa penanggulangan stunting harus dilakukan dengan pendekatan komprehensif sejak masa remaja dan kehamilan. Kasus anemia yang masih tinggi pada remaja putri disebut menjadi faktor awal risiko kelahiran anak dengan potensi stunting.

Di sisi lain, sanitasi yang buruk dan infeksi berulang turut memperburuk kondisi pertumbuhan anak di beberapa wilayah Kaltim. Ananda menilai intervensi sektor kesehatan semata tidak cukup jika persoalan lingkungan dan akses layanan dasar masih terabaikan.

Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak juga menjadi sorotan. Ananda menyebut, kurangnya tenaga ahli, terutama ahli gizi, menyebabkan intervensi di lapangan belum optimal dan tidak berkelanjutan.

Dengan kondisi tersebut, Ananda mendesak pemerintah daerah melakukan percepatan pemetaan keluarga berisiko tinggi, memperbaiki infrastruktur sanitasi, hingga menambah tenaga kesehatan terlatih guna memastikan penanganan lebih efektif.

“Kita ingin Kaltim benar-benar siap sebagai penyangga IKN. Itu mustahil jika masih ada puluhan ribu anak yang tumbuh tidak optimal,” pungkasnya, menegaskan bahwa percepatan penanganan stunting adalah investasi strategis bagi masa depan Kalimantan Timur.

Baca juga :  Masyarakat Kaltim Masih Mengeluh Infrastruktur dan Layanan Pendidikan, DPRD Siapkan Evaluasi Lanjutan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *