Scroll untuk baca artikel
Kab. Kutim

Disperindag Kutim: Akses SPHP Kini Lebih Mudah Lewat Kolaborasi Pemerintah dan Pedagang Pasar

261
×

Disperindag Kutim: Akses SPHP Kini Lebih Mudah Lewat Kolaborasi Pemerintah dan Pedagang Pasar

Sebarkan artikel ini
Disperindag Kutim: Akses SPHP Kini Lebih Mudah Lewat Kolaborasi Pemerintah dan Pedagang Pasar

SENTRALKALTIM.ID, Sangatta — Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk menjaga keterjangkauan pangan kini semakin dirasakan masyarakat setelah distribusi beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dialirkan melalui pedagang pasar. Skema ini memberi dampak langsung bagi warga, terutama pelaku usaha kecil yang menggantungkan keberlangsungan usahanya pada harga beras yang stabil.

Pejabat Fungsional Pengawas Perdagangan Ahli Muda Disperindag Kutim, Achmad Dony Erviady, menyebut bahwa langkah ini ditempuh untuk memastikan beras tidak berhenti di gudang atau tersendat distribusinya. Menurutnya, keterlibatan pedagang memungkinkan SPHP bergerak mengikuti ritme konsumsi harian masyarakat.

“Melalui pedagang, pergerakan beras lebih cepat dan datanya jelas. Ini penting supaya alurnya tidak putus,” katanya.

Dampak positif paling terasa muncul di kalangan UMKM makanan. Para penjual nasi goreng, warung makan, hingga katering rumahan mulai mengandalkan SPHP sebagai bahan baku utama. Harga yang terjangkau membuat mereka bisa bertahan di tengah biaya operasional yang terus meningkat.

“Pelaku UMKM ini benar-benar merasakan manfaatnya karena mereka bisa menekan modal,” ujar Dony.

Namun, ia menegaskan bahwa pemerataan akses harus dijaga agar beras tersebut tidak dibeli dalam jumlah besar untuk dijual ulang. Pemerintah pun melakukan pengecekan rutin terhadap bukti transaksi para pedagang.

“Tujuan SPHP ini adalah membantu masyarakat kecil, bukan memberi celah untuk spekulasi,” jelasnya.

Menjelang akhir tahun, kekhawatiran akan lonjakan konsumsi kembali muncul di kalangan warga, terutama setelah pengalaman kelangkaan pada Ramadan lalu. Ia memastikan pengawasan dipertebal agar situasi tersebut tidak terulang.

“Selama SPHP tetap mengalir, warga bisa tenang. Yang penting barang tidak hilang dari pasar,” ucap Dony.

Dengan skema yang lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat, SPHP tidak hanya menjaga daya beli, tetapi juga memberi rasa aman bagi keluarga yang mengandalkan stabilitas harga beras sebagai penopang utama kebutuhan harian. (ADV/Diskominfo Kutim/—).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *