Scroll untuk baca artikel
Kab. Kutim

DP3A Kutim Dorong Pembangunan yang Lebih Adil Lewat Pengarusutamaan Gender 2025

262
×

DP3A Kutim Dorong Pembangunan yang Lebih Adil Lewat Pengarusutamaan Gender 2025

Sebarkan artikel ini
DP3A Kutim Dorong Pembangunan yang Lebih Adil Lewat Pengarusutamaan Gender 2025

SENTRALKALTIM.ID, Sangatta — Di tengah dinamika pembangunan Kutai Timur (Kutim) yang terus bergerak, isu kesetaraan gender kembali ditempatkan sebagai salah satu agenda mendesak pemerintah daerah. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), pemkab berupaya menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh hanya menguntungkan satu kelompok gender, tetapi harus memberikan ruang yang sama bagi semua warga.

Kepala DP3A Kutim, Idham Cholid, menilai masih banyak kelompok perempuan di tingkat desa dan perkotaan yang belum mendapatkan akses penuh dalam pendidikan, ekonomi, dan ruang pengambilan keputusan. Ia menekankan, PUG harus dipahami sebagai mekanisme untuk memastikan kebijakan pemerintah tidak menimbulkan ketimpangan baru.

“Sering kali perempuan berada di baris belakang ketika kebijakan dirumuskan. PUG ingin memastikan pengalaman mereka juga dihitung sebagai dasar pembangunan,” ujarnya.

Tahun 2025 akan menjadi titik penting bagi DP3A untuk memperluas cakupan sosialisasi dan pelatihan. Aparatur pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga organisasi perempuan akan dilibatkan dalam berbagai forum untuk mempelajari metode analisis gender, penyusunan data terpilah, serta evaluasi program.

“Kami ingin perangkat daerah memahami bahwa gender tidak berhenti pada pembahasan jumlah perempuan dalam sebuah kegiatan. Yang lebih penting adalah memastikan perempuan mendapatkan akses dan manfaat yang sama,” kata Idham.

Selain pelatihan bagi aparatur, DP3A juga menyiapkan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan, khususnya yang tinggal di wilayah pelosok. Program tersebut mencakup pelatihan kewirausahaan, penguatan kelompok usaha perempuan, hingga perluasan jaringan pasar.

“Banyak perempuan Kutim memiliki kemampuan, namun mereka butuh dukungan struktural agar bisa melangkah,” jelasnya.

Idham percaya bahwa pembangunan yang berkeadilan gender akan memperkuat fondasi masyarakat. Ia menegaskan, daerah tidak bisa hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tanpa melihat kualitas hidup keluarga dan perempuan.

“Ketika perempuan mendapatkan ruang setara, keluarga menjadi lebih kuat, dan itu berpengaruh pada stabilitas sosial,” tegasnya. (ADV/Diskominfo Kutim/—).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *