Scroll untuk baca artikel
Kab. Kutim

Penangkar Benih Lokal Bantu Petani Kutim Kurangi Ketergantungan Pasokan Luar dan Perkuat Ketahanan Desa

259
×

Penangkar Benih Lokal Bantu Petani Kutim Kurangi Ketergantungan Pasokan Luar dan Perkuat Ketahanan Desa

Sebarkan artikel ini
Penangkar Benih Lokal Bantu Petani Kutim Kurangi Ketergantungan Pasokan Luar dan Perkuat Ketahanan Desa

SENTRALKALTIM.ID, Sangatta — Di banyak desa di Kutai Timur (Kutim), petani kini memiliki akses yang lebih mudah terhadap benih padi bersertifikat setelah enam penangkar lokal resmi beroperasi. Keberadaan penangkar ini memberi ruang bagi petani kecil untuk mendapatkan benih berkualitas tanpa harus menunggu pasokan dari luar daerah yang sering terlambat.

Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum, menyebut perkembangan ini sebagai langkah penting bagi keberlanjutan pertanian daerah. “Enam penangkar lokal ini memberi harapan baru bagi petani. Mereka tidak lagi bingung mencari benih saat musim tanam tiba,” katanya.

Menurut Dyah, banyak petani sebelumnya bergantung pada benih yang datang dari luar Kutim. Ketika pengiriman terlambat, petani harus menunda jadwal tanam, yang berdampak langsung pada produktivitas.

“Keterlambatan itu bisa merugikan petani kecil. Karena itu kami dorong penangkar lokal agar mereka punya akses cepat,” ujarnya.

Benih yang dihasilkan pun bukan sembarang benih. Varietas unggul nasional yang tahan hama dan adaptif terhadap kondisi Kutim diproduksi secara terstandar. Di saat yang sama, penangkar juga mengembangkan varietas lokal Mayas sebagai upaya menjaga identitas budaya pangan daerah.

“Benih lokal punya nilai sejarah. Itu harus dilestarikan,” jelas Dyah.

Petani yang sudah menggunakan benih lokal bersertifikat mengaku lebih tenang karena kualitasnya terjamin. Pemerintah memastikan pendampingan tetap diberikan, termasuk pelatihan tentang mutu benih dan teknik penyemaian.

“Penangkar tidak bisa berjalan sendiri. Kami pastikan mereka mendapat pendampingan,” kata Dyah.

Ia berharap keberadaan penangkar lokal dapat memperkecil kesenjangan akses antara petani di pusat kota dan di pedesaan.

“Keadilan akses benih itu penting. Semua petani harus dapat peluang yang sama,” tutupnya. (ADV/Diskominfo Kutim/—)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *