SENTRALKALTIM.ID, Sangatta — Program Mobile Training Unit (MTU) yang dirilis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kutai Timur membawa dampak baru bagi pemerataan akses pelatihan tenaga konstruksi. Bagi para pekerja di kecamatan-kecamatan terpencil, MTU menjadi jawaban atas keluhan lamanya jarak tempuh dan tingginya biaya mengikuti pelatihan di Sangatta.
Peluncuran MTU dilakukan di Sangatta beberapa waktu lalu oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setkab Kutim, Noviari Noor. Menurutnya, kehadiran MTU bukan hanya program teknis, tetapi bentuk keberpihakan pemerintah pada pekerja lapangan yang selama ini memiliki keterbatasan akses.
“Kami ingin pelatihan tidak hanya untuk yang tinggal dekat kota. Semua pekerja harus mendapat kesempatan yang sama,” ujarnya.
Dalam operasionalnya, MTU difokuskan untuk pelatihan tenaga kerja terampil konstruksi (TKK), terutama bagi mereka yang belum pernah mengikuti pembinaan formal. Mobil pelatihan ini dilengkapi perangkat praktik dasar sehingga peserta bisa belajar langsung tanpa harus berpindah lokasi.
“Kecamatan yang jauh pun akan disambangi. Prinsipnya tidak boleh ada pekerja yang merasa ditinggalkan,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas PUPR Kutim, Joni Abdi Setia.
Menurut Joni, pelatihan keliling menjadi sangat penting karena sebagian besar pekerja konstruksi Kutim bekerja tanpa sertifikasi. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi peluang kerja, tetapi juga keselamatan mereka saat bekerja di lapangan.
“Kami ingin setiap pekerja memahami standar keselamatan sebelum memegang peralatan,” tegasnya.
Program MTU juga membawa manfaat bagi kelompok rentan di sektor konstruksi, seperti pekerja harian yang tidak mampu meninggalkan pekerjaan lama untuk mengikuti pelatihan berhari-hari. Dengan sistem jemput bola, mereka dapat belajar tanpa kehilangan pendapatan.
Noviari menambahkan bahwa pemerintah daerah menempatkan pembangunan SDM konstruksi sebagai bagian dari strategi menekan kesenjangan kualitas pekerjaan antara daerah kota dan pedalaman.
“Kalau kompetensi merata, kualitas bangunan pun merata. Itu bentuk keadilan yang kami dorong,” tuturnya.
Dengan pelatihan keliling ini, pemerintah berharap lahir lebih banyak tenaga kerja tersertifikasi dari berbagai kecamatan, sehingga kesempatan kerja bagi warga lokal semakin terbuka luas. (ADV/Diskominfo Kutim/—)














