SENTRALKALTIM.ID, Kukar – Masih menuai Pro dan kontra terkait aktivitas pertambangan batubara di tengah-tengah masyarakat, hal ini membuktikan bahwa masih banyak aktivitas pertambangan yang berpotensi merugikan masyarakat dan lingkungan.
Salah satu aktivitas pertambangan di Desa Bhuana Jaya, Kec. Tenggarong Seberang sebagai daerah yang harusnya berfokus pada revitalisasi dan pembangunan kawasan transmigrasi sebagai pusat ekonomi yang modern bukan sekadar perpindahan penduduk, kian kini menjadi hunian yang berdampingan dengan aktivitas pertambangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2012, jarak minimal tepi galian lubang tambang terbuka batubara dengan permukiman warga adalah 500 meter.
Sedangkan dari apa yang terjadi di lapangan, hal ini justru di langgar bahkan menentang aturan yang sudah berlaku terkait jarak tersebut.
Dalam hal ini Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kutai Kartanegara menyaksikan langsung Aktivitas pertambangan dari PT KHOTAI MAKMUR INSAN ABADI (KMIA) pada Desa Bhuana Jaya, Kec. Tenggarong Seberang. Pada Rabu, (15/10/2025)
Ketua PC PMII KUKAR Syaiful mengatakan, “Dari hasil keterangan yang diperoleh di masyarakat, terdapat beberapa warga yang merasa dirugikan adanya aktivitas open pit yang tidak jauh dari pemukiman warga, sehingga sangat mengganggu aktivitas dan juga kesehatan masyarakat di desa Bhuana Jaya tersebut”. Ujarnya
Hal tersebut juga menjadi tanda tanya besar, sudah sejauh mana tindakan terhadap pihak yang memiliki wewenang pengawasan terkait dengan hal tersebut.
“Harusnya Pemerintah desa terkait, bisa berfikir rasional melihat kondisi desa yang hari ini semakin mengikis peradaban dan merugikan masyarakat akibat aktivitas pertambangan” ungkap Syaiful
Tentunya dengan kejadian ini kami berharap DPRD Kutai kartanegara juga harus segera mengambil tindakan untuk melakukan pemanggilan kepada pihak perusahaan dan pemerintah desa Bhuana Jaya.
Kemudian, apabila tidak ada langkah jelas dari pemerintah desa maupun DPRD kutai Kartanegara kami akan menggelar unjuk rasa, tuturnya syaiful salim ketua umum pmii kutai kartanegara.