Sentralkaltim.id – DPRD Samarinda menyoroti kesenjangan kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan yang masih menjadi tantangan nyata di Kota Tepian.
Terkait hal itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda, Riska Wahyuningsih mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk terus menggencarkan program-program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan kerja, wirausaha, dan pembukaan akses lapangan kerja yang inklusif.
Ia menilai langkah ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam membangun kota yang setara dan berkeadilan.
“Perempuan di Samarinda sebenarnya siap dan ingin bekerja, namun mereka masih terkendala akses, informasi, hingga pilihan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya,” ujar Riska, belum lama ini.
Guna menjawab tantangan ini, ucapnya, Pemkot Samarinda perlu terus memperluas pelatihan vokasi, memperkuat akses permodalan untuk pelaku UMKM perempuan, serta memberikan insentif bagi perusahaan yang aktif mempekerjakan tenaga kerja perempuan.
Ia menegaskan, kesenjangan ini tidak boleh dibiarkan karena akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah.
Menurutnya, kemajuan Samarinda tak akan tercapai maksimal tanpa keterlibatan aktif perempuan dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi, politik, pendidikan, hingga pemerintahan.
“Kita harus libatkan perempuan secara maksimal kalau kita ingin Samarinda maju,” pungkasnya.
Sebagai informasi, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda 2024 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) perempuan mencapai 6,97 persen, lebih tinggi dibanding laki-laki yang berada di angka 5,01 persen.
Sementara itu, angka partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan juga masih tertinggal, baru menyentuh 37,4 persen, jauh di bawah TPAK laki-laki yang sudah berada di level 61,5 persen. (Adv)