SENTRALKALTIM.ID. Samarinda – Langkah nyata menuju ekonomi hijau kembali ditegaskan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) melalui diskusi strategis bertajuk Putaran 1 Forum Konsultasi Daerah (FKD). Bekerja sama dengan GIZ dan Bappeda Kaltim, rapat ini menjadi tindak lanjut dari kesepakatan 15 kegiatan ekonomi prioritas, khususnya sektor kelapa sawit.
Diskusi berlangsung di Hotel Mercure Samarinda, Kamis (24/7/2025), dengan partisipasi lintas sektor mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, hingga kelompok rentan.
Rapat dibuka oleh Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Kaltim, Wahyu Gatut Purboyo, yang menyampaikan bahwa transformasi ekonomi Kaltim menuntut sinergi lintas sektor secara terstruktur.
“Kelapa sawit bukan sekadar komoditas, tapi pilar penting dalam transisi dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi berkelanjutan,” tegas Gatut dalam sambutannya.
Acara ini dimoderatori oleh Iwied Wahyulianto dari GIZ Sustain Kutim, yang turut menyampaikan pentingnya keadilan sosial dalam setiap tahapan transformasi.
Paparan mendalam tentang Profil dan Aksi Transformasi Kelapa Sawit disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Disbun Kaltim, Andi Siddik.
Andi menyoroti perlunya penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas petani, dan integrasi rantai pasok untuk mendongkrak nilai tambah kelapa sawit di daerah.
“Transformasi ini bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi memastikan keberlanjutan dari hulu ke hilir dengan melibatkan semua pihak, dari petani kecil hingga korporasi besar,” ujar Andi.
Andi juga berharap hasil diskusi kali ini menjadi pondasi kuat untuk pembahasan teknis di Putaran 2 FKD mendatang dan seluruh pihak dapat bersinergi dalam melaksanakan transformasi ekonomi berbasis kelapa sawit, yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga adil bagi petani, pekerja, dan lingkungan.
Diskusi ini dihadiri lebih dari 50 pemangku kepentingan, mulai dari jajaran dinas terkait, pelaku industri sawit besar seperti GAPKI dan Triputra Agro Persada, hingga perwakilan petani, serikat buruh, LSM, akademisi, perbankan, dan komunitas lokal.
Dengan lintas sektor yang lengkap ini, transformasi sawit Kaltim diharapkan berjalan inklusif dan berdampak nyata, tak hanya bagi pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga kesejahteraan masyarakat lokal secara berkeadilan.