Scroll untuk baca artikel
Opini

Tidak Penting HMI Tumbuh Dari Mana, Terpenting Setelah Ber-HMI Mau Kemana

19
×

Tidak Penting HMI Tumbuh Dari Mana, Terpenting Setelah Ber-HMI Mau Kemana

Sebarkan artikel ini
Ketua Bidang PPD HMI Maktim 2022-2023. M Nor Andriansyah

SENTRALKALTIM.IDHimpunan Mahasiswa Islam berdiri sejak 1947 yang menjadikanya organisasi mahasiswa terbesar sekaligus tertua di Indonesia, sudah sewajarnya kader-kader HMI menentukan peta jalannya dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi. Bukan sebaliknya, malah mempermasalahkan hal-hal yang tidak substansi. 

Sering terjadi pada kader, setelah ber HMI mereka lupa pada tujuan awal berhimpun bahkan kita keluar jauh dari etos perjuangan awal. Yang seharusnya kita masuk kedalam untuk memperbaiki sistem, tapi justru kita masuk kedalam hanya untuk memperpanjang kerusakan didalam. 

Seperti yang terjadi beberapa hari ini di media sosial diwarnai dengan pertarungan narasi antara kader PMII dan HMI yang mempermasalahkan kelakar unfaedah dari Cak Imin, tidak penting HMI tumbuh dari mana yang terpenting setelah ber-HMI mau kemana. 

Semisalnya Statement Kakanda ARH yang terlalu Reaksioner dan baper dalam menanggapi kelakar cak imin, bukanya HMI sudah teruji dalam melewati setiap pergulatan bangsa ini? Kenapa kita harus reaksioner dalam menanggapi candaan itu. 

Justeru ini malah memperlihatkan bahwa watak kita bukan sebagai petarung, seharusnya kita menanggapi candaan-candaan ini dengan elegan dan memperbaiki himpunan ini. Sebagai kader kita tidak boleh cengeng, apalagi motif dengan membela HMI. HMI tidak perlu dibela kalau ada yang salah kita perbaiki, kalau ada kritik kita evaluasi. Bukan menambah kebencian. 

Cak Imin berstatemen seperti itu mungkin dia ketemu realitas yang demikian, tidak selamanya kader HMI dari kalangan “sepatu miring” seperti ungkapan kakanda bahlil, karena di HMI tanpa kelas, tanpa sekat-sekat status sosial maupun ekonomi. Karena disana jelas, memperjuangkan keadilan sosial dan ekonomi. 

Karena di forum-forum perkaderan HMI tidak pernah ada ajakan untuk membenci siapapun, bahkan dari sana kita diajarkan untuk melawan ketidak berpihakan dan penindasan yang terjadi. 

Masa depan HMI ada ditangan kadernya, bukan dari tangan-tangan pembela. Mereka harus mampu beradaptasi. Mampu berinovasi. Mampu berkontribusi nyata bagi bangsa. Bukan hanya sibuk berebut jabatan. Bukan hanya sibuk mencari keuntungan pribadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *