SENTRALKALTIM.id, Samarinda – Hari Ibu Nasional tahun ini bertema ‘Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya menuju Indonesia Emas 2045’ Tema ini diharapkan dapat mencerminkan semangat dan peran penting perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam mendukung kemajuan bangsa tanpa terkecuali pengentasan persoalan-persoalan pelik nan kompleks seperti kematian ibu saat melahirkan (AKI) yang slah satunya disebabkan oleh kesenjangan gender.
Berdasarkan data dari Satu Data Kalimantan Timur dalam kurun waktu 7 periode Kematian Ibu dan Anak. Ditemukan hasil bahwa angka kematian ibu (Per 100000 Kelahiran Hidup) tahun 2023 yaitu 109,47 dan Jumlah Kematian Ibu akibat melahirkan tahun 2023 yaitu 14 kasus lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ini merupakan tanda peringatan agar hal ini segera dientaskan dimulai dari pengentasan asbab musababnya yaitu kesenjangan gender.
kesenjangan gender sangat berpengaruh terhadap perempuan dan anak, sebab Kesenjangan gender berimplikasi pada peningkatan AKI melahirkan, angka kematian bayi, prevalensi stunting pada balita, dan kekerasan terhadap perempuan.
Masalah atau isu kesenjangan gender dapat ditekan melalui intervensi strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) di tingkat kebijakan, program, kegiatan, dan anggaran. Selain untuk menekan kesenjangan gender, hal itu juga untuk mewujudkan manfaat pembangunan yang diterima semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan. Pasalnya, kesenjangan gender saat ini masih terjadi di berbagai aspek pembangunan manusia. Mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi antara kaum perempuan dan laki-laki di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia perempuan masih berstatus sedang yakni 70,96 persen, sedangkan IPM laki-laki sudah berstatus tinggi, yaitu 77,26 persen. Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk memperkecil kesenjangan gender tersebut.
Terutama dalam berbagai program prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 serta tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) karena Untuk mengatasi berbagai permasalahan itu, juga perlu dilakukan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) di pusat, daerah, dan desa,
Kemudian daripada peran laki-laki juga memiliki dampak besar. Pengasuhan dan pendidikan anak bukanlah tugas ibu semata, tetapi perlu dibagi secara setara antara ibu dan ayah. Selain dukungan dan kesadaran akan tanggung jawab bersama, laki-laki juga dapat berperan atau berpartisipasi dalam penurunan AKI dan AKB melalui partisipasi dalam KB (kontrasepsi).
Oleh karena itu, gerakan sayang ibu menjadi titik kampanye agar terbangun relasi kesalingan antara laki-laki dan perempuan serta agar tersadar kan seluruh masyarakat mengenai isu tersebut.