Scroll untuk baca artikel
Kab. Kutim

Sineas Muda Berprestasi Namun Terkendala Sarana, Dispar Kutim Usulkan Penambahan Fasilitas

252
×

Sineas Muda Berprestasi Namun Terkendala Sarana, Dispar Kutim Usulkan Penambahan Fasilitas

Sebarkan artikel ini
Sineas Muda Berprestasi Namun Terkendala Sarana, Dispar Kutim Usulkan Penambahan Fasilitas

SENTRALKALTIM.ID, Sangatta — Anak muda di Kutai Timur yang menekuni film dan videografi terus membuktikan diri meski bekerja dengan sarana yang serba terbatas. Dalam tiga tahun terakhir, beberapa karya mereka menembus kurasi festival nasional. Keberhasilan itu tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menunjukkan bagaimana kreativitas mampu tumbuh meski akses terhadap fasilitas masih minim.

Para pembuat film muda di Kutim selama ini mengandalkan kamera pinjaman, perangkat audio seadanya, serta proses produksi yang dilakukan secara gotong royong. Dinas Pariwisata Kutim mencatat bahwa kualitas cerita dan teknik mereka tetap kuat, bahkan sanggup bersaing dengan karya dari kota besar. Temuan ini menjadi alasan pemerintah memasukkan subsektor film dalam lima ekraf unggulan daerah.

Kepala Bidang Ekraf Dispar Kutim, Ahmad Rifanie, menilai bahwa perkembangan ini menyingkap persoalan kesenjangan akses dan perlunya dukungan lebih adil bagi pekerja kreatif.

“Di balik prestasi mereka, ada perjuangan yang panjang. Banyak yang harus menabung berbulan-bulan untuk membeli lensa atau peralatan rekam, sementara ruang pembelajaran formal masih sangat terbatas. Karena itu pemerintah perlu hadir agar kesempatan mereka tidak hanya bergantung pada kemampuan pribadi,” katanya.

Rifanie menegaskan pemerintah sedang menyusun program pelatihan yang mudah diakses semua komunitas, termasuk skema beasiswa pelatihan teknis bagi kreator yang masih duduk di bangku sekolah. Selain itu, pemerintah mempertimbangkan pembangunan ruang pemutaran film yang dapat digunakan secara gratis oleh komunitas.

Lebih jauh, subsektor film diharapkan menjadi medium yang memberi ruang suara bagi warga Kutim, termasuk dalam mengangkat isu sosial, budaya, dan identitas lokal.

“Film bisa menjadi cara bagi anak muda untuk bercerita tentang kehidupan mereka sendiri. Kami ingin mereka punya panggung yang layak, bukan hanya kesempatan sesekali,” tutur Rifanie. (ADV/Diskominfo Kutim/—)

Baca juga :  Pemkab Kutim Rumuskan Creative Hub, Fasilitas Ekraf Terpusat Jadi Prioritas Baru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *