Scroll untuk baca artikel
Kab. Kutim

Camat Karangan Ungkap Kakao Jadi Penopang Hidup Warga, Minta Dukungan Pemerintah

268
×

Camat Karangan Ungkap Kakao Jadi Penopang Hidup Warga, Minta Dukungan Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Camat Karangan Ungkap Kakao Jadi Penopang Hidup Warga, Minta Dukungan Pemerintah

SENTRALKALTIM.ID, Sangatta — Di tengah dinamika ekonomi perkebunan di Kutai Timur, kakao menjadi salah satu napas bagi ratusan keluarga petani di Kecamatan Karangan. Camat Karangan, Madnuh, menyampaikan bahwa hasil kakao bukan sekadar angka produksi, melainkan penghidupan yang menjaga banyak keluarga tetap bertahan.

Ia menjelaskan bahwa dua desa, Karangan Ilir dan Mukti Lestari, telah menjadi tulang punggung produksi kakao dengan luasan sekitar 100 hektare. Dari kebun-kebun rakyat inilah mengalir sekitar 90 ton biji kakao setiap bulan, sebuah capaian yang menurutnya mencerminkan kerja keras petani.

“Biji kakao ini memberi makan banyak keluarga. Mereka mengandalkan ini sebagai sumber utama pendapatan,” ungkap Madnuh.

Harga kakao yang stabil mencapai Rp24.000 per kilogram, telah membuka ruang ekonomi yang cukup bagi masyarakat desa. Permintaan dari luar daerah, terutama dari Sulawesi Selatan, turut menopang keberlangsungan pendapatan petani. Madnuh menilai capaian ini seharusnya menjadi dasar bagi pemerintah untuk memberi perlindungan lebih kuat kepada petani.

Ia menegaskan bahwa dukungan dari OPD teknis, terutama Dinas Perkebunan, menjadi kebutuhan mendesak agar petani tidak berjalan sendirian dalam menjaga mutu dan produktivitas.

“Petani tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri. Mereka butuh pendampingan, butuh pelatihan, butuh jaminan akses pasar,” tuturnya.

Madnuh juga menekankan bahwa keberlanjutan kakao adalah bagian dari keadilan ekonomi bagi masyarakat pedesaan. Ketika sektor besar seperti sawit terus berkembang, komoditas rakyat tidak boleh ditinggalkan.

“Kami ingin kakao tetap menjadi harapan bagi warga di sini. Karena itu dukungan pemerintah bukan sekadar teknis, tetapi bentuk keberpihakan,” ujarnya.

Dengan dukungan yang tepat, ia yakin kakao dari Karangan dapat menjadi contoh bagaimana komoditas rakyat mampu memperkuat kesejahteraan masyarakat.

“Kalau kita jaga bersama, kakao bisa menjadi simbol ekonomi yang adil untuk warga,” tutup Madnuh. (ADV/Diskominfo Kutim/—)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *