Scroll untuk baca artikel
Kab. Kutim

Dua Puskesmas di Kutim Masih Tanpa Dokter, Layanan Tetap Berjalan Berkat Dukungan Nusantara Sehat

271
×

Dua Puskesmas di Kutim Masih Tanpa Dokter, Layanan Tetap Berjalan Berkat Dukungan Nusantara Sehat

Sebarkan artikel ini
Dua Puskesmas di Kutim Masih Tanpa Dokter, Layanan Tetap Berjalan Berkat Dukungan Nusantara Sehat

SENTRALKALTIM.ID, Sangatta – Dua puskesmas di Kutai Timur (Kutim), yaitu Puskesmas Batu Ampar dan Puskesmas Rantau Pulung, hingga kini masih belum memiliki tenaga dokter tetap. Kondisi tersebut membuat pelayanan kesehatan dasar di dua wilayah pedalaman itu harus mengandalkan tenaga medis dari program Nusantara Sehat milik Kementerian Kesehatan RI.

Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno, mengatakan bahwa persoalan distribusi tenaga medis masih menjadi tantangan utama daerah.

“Wilayah Kutim sangat luas, dan tidak semua puskesmas berada dekat dengan pusat kota. Dua puskesmas itu sudah memiliki fasilitas memadai, tetapi belum ada dokter yang bersedia menetap di sana,” ungkapnya.

Program Nusantara Sehat menjadi solusi sementara. Tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga farmasi dikirim secara bergilir dengan masa penugasan satu hingga dua tahun. Menurut Sumarno, kehadiran mereka cukup menjaga layanan tetap berjalan.

“Kalau tidak ada Nusantara Sehat, beberapa puskesmas kemungkinan tidak bisa beroperasi penuh,” katanya.

Namun, pemerintah daerah menilai pola penugasan rotasi tidak cukup untuk membangun pelayanan jangka panjang. Kutim kini sedang menyiapkan konsep insentif daerah bagi dokter yang bersedia bertugas lebih lama di pedalaman. Insentif tersebut mencakup dukungan tempat tinggal, biaya transportasi, serta tambahan penghasilan tertentu.

“Kami berharap ada dokter yang bersedia tinggal lebih lama agar sistem layanan kesehatan bisa lebih stabil,” jelasnya.

Sumarno menegaskan bahwa pemerataan layanan kesehatan merupakan prioritas pemerintah daerah. Ia tidak ingin ada warga yang kesulitan memperoleh pelayanan hanya karena tidak ada dokter di wilayahnya.

“Tidak boleh ada masyarakat Kutim yang kesulitan berobat. Kami mencari solusi terbaik agar layanan tetap berjalan,” tegasnya.

Melalui upaya tersebut, ia berharap pemerintah dapat memperbaiki disparitas layanan antara wilayah kota dan pedalaman, sekaligus memastikan masyarakat mendapatkan standar pelayanan yang sama di seluruh puskesmas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *