SENTRALKALTIM.id, Samarinda – Dalam pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) di triwulan II 2024, menjadi yang tertinggi di regional Kalimantan dan juga masih di atas pertumbuhan nasional.
Hal ini kerap disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Provinsi Kaltim, Budi Widihartanti saat menggelar Temu Responden tahun 2024, pada Kamis, 10 Oktober 2024 di Hotel Mercure Samarinda.
Budi memaparkan pertumbuhan ekonomi ini terutama didorong oleh sektor konstruksi, yang selaras dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan peningkatan investasi.
Ia menyoroti bahwa perkembangan ekonomi yang pesat di Kaltim diiringi dengan inflasi yang terkendali. Pada September 2024, inflasi di Kaltim tercatat minimal, dengan Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami laju inflasi tertinggi sebesar 0,23% (mtm).
“Kami prakirakan inflasi Kaltim akan berada pada rentang target inflasi nasional sebesar 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025,” Ujarnya
Investasi di Kaltim juga menunjukkan tren yang menjanjikan. Hingga semester I 2024, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Kaltim mencapai Rp24,4 triliun, menempatkan Kaltim di peringkat kelima secara nasional. Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebesar USD589 juta, berada di peringkat ke-15 nasional.
Dalam sambutannya, Budi Widihartanto juga menyampaikan apresiasinya atas dedikasi dan peran serta responden liaison dan survei.
“Informasi perkembangan dan arah kegiatan usaha yang diperoleh dari para responden sangat krusial untuk kami,” lanjutnya
Ia juga menekankan bahwa Temu Responden 2024 adalah ajang tahunan yang rutin diselenggarakan dan berfungsi sebagai wadah bagi pelaku usaha di Kaltim untuk bertukar pikiran mengenai isu-isu perekonomian terkini.
Acara ini juga menghadirkan tiga narasumber, yakni Chief Economist Permata Bank Josua Pardede, Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya Kementerian Investasi/BKPM Muchamad Iqbal, dan Ketua Komite Tetap Perencanaan Bidang Investasi Kadin Indonesia Reza Valdo Maspaitella. Mereka membahas berbagai topik yang relevan, mulai dari dampak perubahan global terhadap perekonomian Kaltim hingga upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Budi Widihartanto menutup acara dengan menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak. “Data dan informasi berkualitas sangat penting untuk perumusan kebijakan yang mendukung perekonomian Kaltim yang maju,” tutupnya