DPRD Samarinda

Rapat dengan Dinas PUPR, DPRD Samarinda Soroti Pembangunan Perumahan Tanpa Kolam Retensi hingga Longsor Terowongan

10
×

Rapat dengan Dinas PUPR, DPRD Samarinda Soroti Pembangunan Perumahan Tanpa Kolam Retensi hingga Longsor Terowongan

Sebarkan artikel ini

Sentralkaltim.id – Komisi III DPRD Samarinda mempertanyakan pengawasan terhadap pembangunan perumahan baru yang dinilai belum disertai dengan fasilitas kolam retensi yang memadai.

Hal itu diutarakan Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar saat rapat dengar pendapat dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kamis (15/5/2025).

“Ini menjadi catatan penting kami, banyak pengembang perumahan yang tidak membangun kolam retensi sesuai kebutuhan,” tegas Deni, sapaan akrab Deni Hakim Anwar.

Dalam rapat itu, Komisi III awalnya mempertanyakan progres penanganan banjir yang telah dilakukan oleh Dinas PUPR.

Selain itu, Komisi III juga memberikan sejumlah catatan untuk ditindaklanjuti sebagai upaya pengendalian banjir.

Diantaranya, yakni infrastruktur drainase yang masih belum mampu mengakomodasi debit air hujan dalam volume ekstrem.

Deni juga menyoroti pembukaan lahan yang dilakukan secara masif, tanpa pengawasan intensif.

Hal dinilai turut memperburuk situasi hidrologis kota.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi erat antara DPRD dan Pemkot Samarinda agar seluruh elemen dalam pengendalian banjir baik teknis maupun kebijakan dapat berjalan secara komprehensif.

“Kami juga ingin tahu titik-titik yang menjadi fokus penanganan, supaya bisa mendukung secara anggaran,” ucapnya.

Terakhir, Deni beri atensi terhadap kejadian longsor di area sisi masuk Terowongan Samarinda yang terjadi belum lama ini.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta klarifikasi dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) terkait insiden tersebut.

Hasilnya, diketahui bahwa potensi longsor tersebut sebenarnya telah terdeteksi sejak awal 2025 berdasarkan data alat pemantau yang digunakan oleh pihak kontraktor.

“Berdasarkan alat yang digunakan, mereka prediksi terjadi dalam 4 bulan ke depan, tapi ternyata ini sudah terjadi. Karena memang curah hujan yang sangat tinggi,” jelasnya.

Ia pun meminta agar insiden longsor ini segera dituntaskan dan berharap tidak akan terulang lagi.

Politisi Gerindra ini menyebut, meskipun bagian dalam terowongan belum dibuka untuk umum, namun peristiwa di bagian luar sudah memicu kekhawatiran publik.

“Masyarakat harus diyakinkan bahwa ini aman,” pungkasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *